Rabu, 29 April 2009

HOME WORK









Wired vs Wireless

Seiring dengan perkembangan dunia Teknologi Informasi yang sangat cepat, yang mengakibatkan mudahnya orang berkomunikasi dengan orang lain yang berada pada suatu daerah yang berbeda, seakan – akan menjadi alasan bahwa Teknologi Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam peradaban manusia di zaman sekarang ini.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Teknologi Informasi yang mempunyai sifat dasar menghubungkan suatu objek ke objek yang lain adalah Teknologi Jaringan Komunikasi.

Teknologi Jaringan dibagi kedalam 2 jenis yaitu, Jaringan wired ( jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya ) dan jaringan wireless ( jaringan yang menggunakan suatu gelombang sebagai media transmisinya ). Perbandingan antara kedua Jaringan tersebut akan kami jelaskan dibawah ini.

JARINGAN KABEL ( WIRED )

Jaringan kabel atau biasa disebut dengan wired merupakan suatu jenis jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya. Jaringan ini memiliki 2 macam media kabel sebagai media transmisinya, yaitu Copper dan Optical.

Copper media, merupakan media transmisi data yang terbuat dari bahan tembaga, orang biasanya menyebut dengan nama kabel, data yang dikirim melalui kabel bentuknya adalah sinyal-sinyal listrik (tegangan atau arus) digital.

Jenis kabel yang termasuk Copper Media :

  1. Coaxial
  2. STP
  3. UTP

Coaxial

Adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Pusatnya berupa inti kawat padat yang dilingkupi oleh sekat yang kemudian dililiti lagi oleh kawat berselaput konduktor. Jenis kabel ini biasa digunakan untuk jaringan dengan bandwith yang tinggi. Kabel coaxial mempunyai pengalir tembaga di tengah (centre core). Lapisan plastik (dielectric insulator) yang mengelilingi tembaga berfungsi sebagai penebat di antara tembaga dan “metal shielded“.

Keuntungan menggunakan kabel koaksial adalah murah dan jarak jangkauannya cukup jauh.

Kekurangannya adalah susah pada saat instalasi

STP ( Shielded Twisted Pair )

Keuntungan menggunakan kabel STP adalah lebih tahan terhadap intervensi gelombang elektromagnetik baik dari dalam maupun dari luar.

Kekurangannya adalah mahal, susah pada saat instalasi (terutama masalah

grounding), dan jarak jangkauannya hanya 100m.

UTP ( Unshielded Twisted Pair )

Kabel UTP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel yang terpilin. Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel ini, hanya digunakan 4 buah saja untuk dapat mengirim dan menerima data (Ethernet). Perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini adalah konektor kabel UTP (RJ-45) dan HUB/SWITCH.

Ada beberapa klasifikasi kabel yang digunakan untuk jaringan twisted-pair, tapi yang paling populer adalah Category 5 (CAT 5). Masih ada beberapa klasifikasi untuk CAT 5 ini, untuk pemakaian biasa digunakan CMR Cable. Kabel CAT 5 dijual dalam bentuk rol di dalam karton berlubang untuk memudahkan penanganannya.

Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi.

Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100m

Optical media, merupakan kabel yang dibuat dari kaca yang dibungkus oleh pelindung dan material penguat. Fiber optik menggunakan cahaya untuk menghantar isyarat, berbeda dengan kabel tembaga yang menggunakan sinyal elektronik. Penggunaan fiber optik umumnya digunakan pada jaringan besar dan jaringan tulang punggung (backbone). Tipe ini berisi satu serat kaca tipis yang mengalirkan data dalam pulsa cahaya. Cahaya pulsa merepresentasikan informasi digital yang dibawa melalui jaringan. Harga dan instalasi fiber optik memang mahal walaupun kini semakin turun karena itu pada umumnya orang kemudian mengkombinasikannya dengan kabel tembaga.

JARINGAN TANPA KABEL ( WIRELESS )

Sejarah dan Standar WLAN

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commission (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pasar yang menjadi targetnya adalah pabrik, kantor-kantor yang mengalami kesulitan dalam pengkabelan (seperti kantor dengan interior marmer dll), perkulakan, laboraturium, tempat-tempat yang bersifat sementara (seperti ruang kuliah, rapat, konfrensi dll) dan kampus. Perkiraan sementara yang dihasilkan menunjukkan bahwa kira-kira 5-15 % pasar LAN akan dikuasi oleh WLAN.

Lapisan Fisik

WLAN menggunakan standar protokol Open System Interconnection (OSI) [8]. OSI memiliki tujuh lapisan di mana lapisan pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur segala hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan dan daya, interface, media penghubung antar-terminal dll. Media transmisi data yang digunakan oleh WLAN adalah IR atau RF.

· Infrared (IR)

Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control (untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim dan penerima IR menggunakan Light Emitting Diode (LED) dan Photo Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR memiliki tiga macam teknik, yaitu Directed Beam IR (DBIR), Diffused IR (DFIR) dan Quasi Diffused IR (QDIR).

1.DFIR
Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan. Keunggulannya adalah tidak memerlukan Line Of Sight (LOS) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabilitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi.

2.DBIR
Teknik ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah radiasinya harus diatur. Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS.

3.QDIR
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul, sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).

• Radio Frequency (RF)

Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun TV, telepon cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik handoff, mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM (Tabel 1) dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS atau FH).
• DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode Pseudonoise/PN dengan satuan chip).
• FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu

Perbedaan Antara Jaringan Wireless dan Jaringan Kabel

Jaringan wireless memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :

  • Keunggulannya adalah biaya pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel), infrastrukturnya berdimensi kecil, pembangunannya cepat, mudah dikembangkan (misalnya dengan konsep mikrosel dan teknik frequency reuse), mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
  • Kelemahannya adalah biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan), delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll), kapasitas jaringan menghadapi keterbatas spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data (kerahasian) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread spectrum) [1,7 dan 9].
  • Yang unik dari media transmisi wireless adalah :
    1. Sinyalnya terputus-putus (intermittence) yang disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan penerima sehingga sinyal terhalang dan tidak sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa pada komunikasi wireless dengan IR).
    2. Bersifat broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim.
    3. Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi dan memiliki polarisasi.
    4. Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul

Perbedaan Antara Jaringan Wireless dan Jaringan Kabel

Jaringan wireless memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :

  • Keunggulannya adalah biaya pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel), infrastrukturnya berdimensi kecil, pembangunannya cepat, mudah dikembangkan (misalnya dengan konsep mikrosel dan teknik frequency reuse), mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
  • Kelemahannya adalah biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan), delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll), kapasitas jaringan menghadapi keterbatas spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data (kerahasian) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread spectrum) [1,7 dan 9].
  • Yang unik dari media transmisi wireless adalah :
    1. Sinyalnya terputus-putus (intermittence) yang disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan penerima sehingga sinyal terhalang dan tidak sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa pada komunikasi wireless dengan IR).
    2. Bersifat broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim.
    3. Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi dan memiliki polarisasi.
    4. Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul
SUNBER : //febryabfi.wordpress.com/2008/04/11/wired-vs-wireless-2/


Tidak ada komentar: